A Life Journal.

Monday 14 January 2019

Kontroversi Gaji Calon Suami Harus 30 Juta

Kemarin dunia twitter lagi rame karena tweet dari mbak @selphieusagi yang mendeskripsikan kualifikasi calon suaminya 


Lalu hebohlah twitter ngatain matre dsb, bahkan sampai banyak juga komen uneducated yang malah jadi "Mbaknya bisa apa emang? Embaknya masih virgin emang? Embaknya -peeeep- nya glow in the dark?" Shame on you people. Sewot tanda tak mampu.


Menurut saya pribadi, mbaknya netapin standard seperti itu tidak ada yang salah. Yang mau kawin kan dia, ya sah-sah aja dia punya kualifikasi. Semua orang pasti punya kualifikasi sadar maupun gak sadar. Ada yang pengen pendidikannya setara, ada yang pengen suaminya punya pekerjaan tetap, ada yang pengen calon istrinya berhijab. See? Semua orang punya standard cuma beda-beda aja. 

Wong perusahaan aja punya kualifikasi buat hire orang yang nantinya kalau nggak cocok bisa aja dipecat, apalagi kita buat nyari pasangan hidup yang sampai maut memisahkan sampai surga menyatukan kita lagi? Masa nggak pake standard kan ya.

Yang pengen saya highlight disini adalah respon orang-orang kok pada ga sekolahan banget ya jempolnya. Banyak yang jadi mendiskreditkan mbak Selphie ini karena tidak setuju dengan standard yang dia punya. Padahal mah kalo ga mampu juga kan si mbak nggak maksa kamu untuk memenuhi, simply berarti kamu ga masuk kualifikasi, thank you, next gitu. Orang-orang jadi mudah banget mencaci dan mulai bawa-bawa mencari flaws si mbaknya. Apakah cara untuk nggak setuju dengan orang adalah seperti itu? Sedih banget kalau banyak orang pola pikirnya kaya gitu. Mulai mengaitkan dengan 'harga' seorang perempuan, virginitas. Emangnya perempuan barang komoditi, ada harganya hey?

Kalau saya kepoin lagi, si mbak Selphie ini rupanya designer bridal, punya banyak bisnis lain juga, jadi ya menurut saya wajar aja dia menentukan standard minimum penghasilan suami 30 juta. Dianya juga ga kosongan kok, dia hanya ingin yang setara. Nggak matre sih kalo menurut saya. Mungkin dia males aja kalau nanti suami numpang hidup doang kalo si suami nggak punya penghasilan sama sekali, or worse, malah jadi terintimidasi karena cewenya sukses lalu menjadi selingkuh karena ingin merasa alfa, mencari lagi yang dibawah, you know, man's ego. Asumsi saya aja deng itumah bukan kata mbak Selphienya. Kecuali dianya nggak gawe sama sekali, mungkin akan lebih masuk kalo orang-orang menuduh matre walaupun tidak ada yang salah juga sebetulnya. Standard adalah hak semua orang.

Kalau ditelisik lagi, lagian dia juga nyarinya umur 30 tahunan, bahkan boleh duda. Kecuali dia nyarinya fresh grad dengan gaji 30 juta boleh dah satu twitter heboh karena probabilitynya agaknya kecil ya di Indonesia kecuali emang punya turunan bisnis. Tapi untuk umur 30 tahun, kerja di Jakarta, 30 juta itu sangat mungkin loh. Say, 30 tahun harusnya udah bisa dapet jabatan manager. Misal gaji perbulan cuma 23 jutaan, 7 juta lagi mah bisa dicari dengan bisnis sampingan. Jaman sekarang menghasilkan uang tambahan tuh mudah loh kalau mau dan niat (walau saya sampe sekarang baru sebatas niat).

Baca juga: Kemajuan Teknologi and How to Utilize It 

30 juta juga bukan angka yang bisa hidup mewah berfoya-foya di Jakarta. Hidup cukup lah, apalagi di tweet lainnya dia bilang dia nggak nuntut yang udah punya rumah udah punya mobil. 30 juta dengan cicilan rumah Jakarta udah nggak hidup mewah sih. 

30 juta adalah realistis, bukan sebuah kualifikasi diatas nalar menurut saya.

Buat para netizen sampis, coba dibenerin lagi ya mikirnya. If you can't write something good, just don't write at all daripada jadi keliatan sampahnya~

wdyt?
Kindly share your thoughts !
Post a Comment

Custom Post Signature

Custom Post  Signature