A Life Journal.

Friday 8 February 2019

Suka Duka Kerja Sebagai R&D di Perusahaan Manufaktur Ban



Dalam rangka apa membuat post ini? Ulang tahun ke 3 di perusahaan ini beserta habisnya masa ikatan dinas yey. Tahun 2015 lalu setelah saya wisuda di bulan September, saya buru-buru nyari kerja dong. Berhubung peer pressure saat itu sangat tinggi (temen-temen udah mulai pada dapat kerja) maka saya langsung hajar aja semua lowongan pada saat itu saya daftarin semua. Tiap weekend mainnya ke job fair. Surabaya, Jakarta, Jogja semua job fair disambangi. Saat itu pikirannya pokoknya harus bisa dapat kerja secepat mungkin, cetek banget ya? 

Baca juga punya senior saya Mbak Nurul: Mitos dan Fakta Seputar R&D

Waktu di job fair UI, kebetulan saya daftar ke perusahaan tempat saya bekerja sekarang dan beberapa hari kemudian diundang psikotes. Di psikotes pertama saya datang bareng teman kuliah saya, namun di saat interview saya datang sendirian karena rejeki teman saya rupanya kerja di perbankan. Posisi yang saya lamar saat itu adalah Management Trainee.

Singkat cerita, saya diterima di perusahaan ini beserta 14 orang lainnya sebagai management trainee. Pada program management trainee disini, kami dibagi menjadi 3 kelompok untuk OJT di semua departemen yang ada di perusahaan ini selama 1 tahun, lalu 1 tahun berikutnya  ditempatkan di bagian penempatan masing-masing lalu evaluasi akhir. Penempatan saya adalah di R&D Konstruksi untuk tire SUV dan LT, ban kelas berat.

Masa-masa awal saya di R&D diisi dengan ketidakngertian terhadap suatu apapun huhu. Saya sama sekali nggak pernah belajar tentang ban sebelumnya, merk ban pun cuma tau michelin dan bridgestone, bahkan size ban mobil yang saya pakai pun nggak tau, emang ban beda-beda ya ukurannya? hahaha. Tapi sekarang ujug-ujug saya ditempatkan di core proses manufaktur ban yaitu sebagai R&D konstruksi. Yang bikin spesifikasi, yang desain isinya ban, bukan patternnya.

Untungnya tim R&D saya orangnya baik-baik dan sangat support. Bosnya pun sangat baik sehingga saya dapat belajar dengan baik dan cepat. Dalam waktu sekejap (lebay sih) saya sudah mulai mengerti akan dunia ban dan sudah dapat mendesain sendiri. Bos saya pun menyuruh saya untuk belajar Autocad (yang tidak pernah saya sentuh sebelumnya) agar dapat membantu proses pekerjaan saya menjadi lebih mudah dan akurat. Alhamdulillah nambah 1 skill.

Walaupun lingkungan departemen saya sangat support dan solid, tapi tidak membuat segalanya berjalan ideal. Politik kantor dan gesekan dengan departemen lain tentu tidak dapat dihindari. Tapi semua itu tidak lantas saya jadikan beban, selow aja shay disini kita sama-sama cari duid. Mari kita bekerja sama biar duidnya makin banyak (bonus gede maksudnya) dengan cara meningkatkan produksi dan efektivitas. Buat saya tidak penting mencari siapa yang salah, yang terpenting adalah bagaimana kita menghadapi masalah (azek).

Permasalahan lain yang sering membuat saya kesal adalah tatapan pria-pria huhu. Namanya pabrik ya pasti mayoritas pekerja adalah laki-laki, apalagi di bagian operation. Banyak yang suka agak norak gitu kalau saya lewat dipanggil-panggilin, disiul-siulin. FYI di pabrik saya ini bajunya seragam ya semua orang sama dari direktur sampe operator, sehingga tidak akan ada alasan saya diperlakukan demikian karena baju terbuka dan mengundang. Lalu setau saya di kantor saya ini belum ada aturan yang tegas mengenai perilaku primitif kayak gini jadi ya susah mau ngadu ke siapa juga huhu.


Dulu sebelum saya kerja, saya selalu menganggap R&D adalah departemen yang waow kamu harus sangat pintar secara judulnya aja udah research. Setelah saya kerja hmm emang sih disini dituntut untuk selalu belajar dan mengikuti perkembangan teknologi, tapi asal kamu orangnya mau belajar, maka tidak akan menjadi masalah. Selalu seimbangkan ilmu teori dengan experience. Karena tidak selamanya teori buku bisa diikuti dan tidak selamanya experience adalah tepat.

Lucu juga kalau dipikir-pikir. Saya lulusan teknik kimia dengan visi misi idealis ingin bekerja di perusahaan petrokimia atau migas, tapi malah terdampar di manufaktur sebagai R&D yang nggak ada hubungannya sama sekali dengan bidang keilmuan saya. Lalu saya sempat ngiri juga (astaghfirullah) sama teman-teman yang kerja di multination company, dan ternyata sekarang tiba-tiba perusahaan saya diambil alih oleh Michelin, perusahaan tire no 1 di dunia.

Nasib orang siapa yang tau kan?

1 comment on "Suka Duka Kerja Sebagai R&D di Perusahaan Manufaktur Ban"
  1. Hello mates, its fantastic piece of writing about tutoringand completely explained, keep it up all the
    time.

    ReplyDelete

Custom Post Signature

Custom Post  Signature